Usai ramai polemik pengadaan gorden untuk rumah dinas (rumdin) anggotanya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI kembali dikabarkan akan melakukan perbaikan atap Gedung Nusantara atau Gedung Kura kura. Padahal proyek pengadaan gorden untuk Rumdin Anggota DPR RI, baru saja dibatalkan. Sebegaimana diketahui, DPR RI kembali akan melakukan perbaikan dengan perencanaan pendanaan sebesarRp 4,5 miliar.
Maksud perbaikan atap dengan pengecatan ulang pengecatan dome gedung Nusantara ini dilakukan sebagai upaya menyambut HUT RI dan serangkaian program G20 di Indonesia. Dengan jumlah nominal yang tidak sedikit ini, tentu muncul kritikan dari masyarakat. Pengamat politik sekaligus Direktur Lingka Madani, Ray Rangkuti menilai, kegiatan yang akan dilakukan DPR RI ini terkesan tiba tiba.
DPR, kata Ray, juga tidak pernah transparan dan selalu tertutup mengenai penggunaan anggaran. "Pengajuannya yang selalu tiba tiba muncul, levelnya sudah pada praktik tender seperti sekarang sudah dilakukan," kata Ray Rangkuti dikutip dari tayangan Kompas Tv, Kamis (19/5/2022). Menurut Ray, polemik pengadaan gorden alangkah baiknya dievaluasi dahulu.
Barulah jika merencanakan perbaikan lainnya, dilakukan. Pasalnya, polemik pengadaan gorden kemari hanya berhenti pada informasi penghentian kegiatan pengadaan gorden. Tidak ada audit, tidak ada evaluasi.
"Kok gak ada capek capeknya, gak ada bosan bosannya." "Mestinya dengan peristiwa gorden yang ditolak masyarakat secara luas itu, (masalahnya) diselesaikan dulu, dievaluasi dulu." "Ini kan kita lihat nggak ada evaluasinya," lanjut Ray.
Ray meminta penundaan rencana pengadaan apapun di DPR sebelum ada evaluasi terkait dengan polemik gorden rumdin anggota DPR RI itu. "(Saya harap DPR RI) menunda seluruh rencana pengadaan apapun di (lingkungan) DPR itu sebelum hasil auditnya diketahui oleh publik," tegas Ray. Sekretaris Jenderal DPR Indra Iskandar mengatakan proyek tersebut bukan hanya untuk pengecatan dome gedung Nusantara saja.
Melainkan juga waterproofing gedung Nusantara yang perlu dikerjakan sebagai bagian perawatan gedung. Adapun lokasi pekerjaan berada di Gedung DPR RI Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav 1, Jakarta Pusat. Perbaikan terkahir, kata Indra dilakukan pada tahun 2015 lalu.
Hingga kini, belum ada pembaharuan maupaun perawatan kembali bagian gedung itu. "Waterproofing terhadap dome gedung nusantara atau gedung kura kura yang kita kenal itu pada tahun 2015 terakhir." "Nah saat ini banyak bagian bagian itu karena itu adalah bangunan heritage yang harus kita rawat," jelas Indra dikutip dari Kompas.com, Selasa (17/5/2022).
Indra mengatakan, dome gedung DPR itu saat ini sudah banyak bagian mengelupas. Sehingga, perlu dilakukan perawatan agar tidak menimbulkan keretakan pada bagian bagian itu. "Termasuk di dalamnya jamur yang itu masuk ke dalam struktur beton tersebut."
"Sehingga kita melakukan kembali waterproofing," tutur Indra. Seperti yang diwartakan sebelumnya, menurut rencana pengerjaan waterproofing Gedung Kura Kura ditargetkan rampung sebelum Agustus 2022. Perbaikan ini ditargetkan rampung lebih cepat karena gedung tersebut akan menjadi lokasi penyelenggaraan Sidang Tahunan MPR.
Dikutip dari situs Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) DPR, proyek tersebut memiliki nilai pagu paket sebesar Rp 4,56 miliar dan nilai harga perkiraan sendiri sebesar Rp 4,501 miliar. Sementara itu, pengadaan proyek pengecatan itu ditandai dengan kode tender 735087 bernama "Pengecatan Dome Gedung Nusantara DPR RI". Dilihat situs tersebut, tender sudah masuk pada tahap pengumuman pascakualifikasi mulai 12 hingga 19 Mei 2022.